welcome

selamat datang di Beranda Dipy

foto-slide

Kamis, 11 Juni 2009

SEMANGAT HIDUP

dipy:

Aku tak mau putus asa
Seperti matahari terbenam
Aku tidak akan menyerah
Seperti pasir yang terbawa ombak

Semangatku terus berkobar
Meski begitu banyak panah tajam
Menusuk pikiran dan jiwaku
Meski telah berjuta kali
Ku tenggelam ke dasar kegagalan

Bila ku terjatuh
Ku akan bangkit lagi
Bila jiwaku runtuh
Akan kubangun kembali
Dengan pondasi-pondasi yang terkuat
Dengan semangat yang tak terkalahkan

Kini
Kujalani hari dengan sepenuh hati
Tak ada alasan untuk berhenti
Atau berlari dari rintangan
Karena ku tahu
Masa depan tak mungkin cerah
Apabila aku mudah menyerah..........


buat teh dipy,tetep semangat....think ony how gratefull you are be bleesed by ALLAH with cute kids,husband and friend's.....



################
Ini kado dari Rully C Anwar
Rully, terima kasih banyak ya........hari-hari Teteh sekarang jadi penuh senyum dan tawa......setelah liat gift2 photo ajaib darimu. Allah yang akan membalas semua kebaikanmu.

Rabu, 10 Juni 2009

Me & My Hubby





dipy:

THX YA, SO MUCH !!

dipy:

Thx ya, so much, telah memberi kekuatan padaku untuk terus bertahan dan terus bersemangat. Seperti ketika beberapa teman datang memberi semangat, ya Allah…..serasa Engkau memberi dopping nyawa tambahan untukku melalui mereka. Terima kasih ya Allah, Kau berikan orang-orang yang selalu mengasihi dan menyayangi serta memberi semangat untuk terus bertahan.
Obat yang paling mujarab adalah semangat untuk terus bertahan. Ya Allah, please…….ijinkan aku untuk terus bertahan, untuk semua orang yang menyayangi aku. Amin!!!


Dari Andrie P Mulia

JIKA

Jikalah DERITA akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa?
Sedang ketegaran akan lebih INDAH dikenang nantinya.

Jikalah KESEDIHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Maka mengapa tidak dinikmati saja?
Sedang ratap tangis TAK AKAN MENGUBAH apa-apa.

Jikalah LUKA DAN KECEWA akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa?
Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih UTAMA.

Jikalah KEBENCIAN DAN KEMARAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa?
Sedang menahan diri adalah lebih BERPAHALA.

Jikalah KESALAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Maka mengapa mesti tenggelam didalamnya?
Sedang taubat itu lebih UTAMA.

Jikalah HARTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri?
Sedang KEDERMAWANAN justru akan melipatgandakannya.

Jikalah KEPANDAIAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan didunia?
Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar SEJAHTERA.

Jikalah CINTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama?
Sedang MEMBERI akan lebih banyak menuai arti.

Jikalah BAHAGIA akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri?
Sedang berbagi akan membuatnya lebih BERMAKNA.

Jikalah HIDUP akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka?
Sedang begitu banyak KEBAIKAN bisa dicipta.

..........................
.........
De, kutambahain ya,

Jikalah SAKIT akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan sikap menyerah semata-mata,
Sedang begitu banyak SEMANGAT yang bisa diterima.



( * Allah SWT, thx ya, so much !
• Andrie P Mulia, thx ya, so much!)

Obrolan (gak penting ) di suatu pagi

dipy:


Selasa pagi tanggal 10 maret 2009 pagi. Setelah libur 2 hari, ayah harus kembali beraktifitas. Sedangkan aku.......masih di-grounded....walaupun sudah agak diperlonggar. Aku masih selimutan sambil menonton TV ketika ayah sedang berganti pakaian setelah mandi. Kulirik dia sambil berfikir, kasihan sekali suamiku.......hampir seminggu ini....selama aku terkapar, dia mengurus dirinya sendiri. Maaf, ya Yah! Tak sengaja kulihat kuku jari tangannya. Ya ampun...............bersih
sih,tapi sudah kelihatan panjang. Aku bangikt dari tempat tidur.
“ eh....mau kemana....udah tiduran aja!”
” ambil gunting kuku! ”
” hehehe....emang bunda udah sehat? Kuat ngegunting kuku ayah?”
” kalo disuruh nyangkul....bunda gak kuat. Kalo Cuma motong kuku sih gak bikin nafas bund abis kali!”
Dia tertawa. Aku mulai menggunting kukunya. Sejak menikah, semua urusan ayah adalah urusanku, termasuk hal sepele seperti potong memotong kuku ini. Kalau aku lupa......ya siap-siap aja jadi kuku macan. Terbersit tiba-tiba dihatiku......gimana ya seandainya aku pergi duluan? Siapa yang akan memotong kuku ayah? Dia mana mau meni-pedi ke salon........sampe kiamat juga gak akan pernah kalee.
” Yah.....kalo bunda pergi, ntar cari istri harus yang lebih cekatan dari bunda ya. Tapi gak boleh lebih cantik or lebih pintar dari bunda. Cukup bunda aja yg cantik n pintar dimata ayah. Yang penting dia harus cekatan ngurus ayah!”
” Bunda gak boleh pergi duluan, ayah aja yang duluan”
” lah....kan bunda sarang penyakit gini,Yah?”
” tapi kan lahirnya duluan ayah, jadi pasti ayah duluan dong”
” gimana urusannya? Yang sakit kan bunda!”
” tapi yang tua kan ayah! Udah ah, bunda akan tetap disini nemenin ayah. Titik!”
Aku terdiam. Ya Allah........bisa gak aku minta ijin buat nemenin ayah terus? Please....,boleh yak?! Allah kan sayang ma aku!
Mengingat kondisiku, air mataku mulai merebak. Kami terdiam beberapa saat. Kutundukkan kepalaku agar ayah tidak melihat air mataku yang hampir jatuh.
” bund.....”
” ya ”, tetap sambil menundukkan kepala.
” liat ayah!”
” bunda kan lagi motong kuku. Nanti salah potong gimana?”
” Liat ayah! Sini liat ayah!”
Kukerjapkan mataku, mengusir air mata yg hampir menetes. Kutatap dia.
Dia merengkuh kepalaku.
“ jangan nangis. Bunda tau kan ayah gak tahan liat bunda nangis? Ayah sedih kalo bunda nangis. Ayo senyum.......”
Kukatupkan gerahamku untuk menahan rasa yg bergemuruh dalam dada.
” ayo sayang....ayah pengen liat bunda senyum. Kalo bunda sedih, ayah gak akan pergi!”
Ancaman pertama!
Kupaksakan untuk tersenyum, kupaksakan untuk tersenyum semanis mungkin.......daripada ayah gak kerja. Dia tersenyum.
” sorry ya, ntar sarapan sendiri aja. Minta temenin ma bibi. Makan yang banyak”
” iya!”
” sepiring!”
” enggak ah! Sekuatnya bunda aja.”
” sepiring!”
” ehmmmmmmmmmmm.....”
” makannya pelan-pelan aja, kan lama-lama juga abis. Awas, nanti ayah telepon bibi”
Ancaman kedua!
“ Mandi nanti aja nunggu bibi. Jangan maenan air, nanti masuk angin”
“ siap,bos”
“ ayah pergi, masuk kamar lagi ya. Jangan keluar, masih dingin”
“ oke!”
” kalo ayah pergi gak boleh bandel!”
” iya...iya...! boleh ke atas gak?” ( ruangan di atas adalah istanaku )
” boleh, tapi setelah mandi, setelah sarapan. Gak boleh sendiri, nanti ayah bilang ke bibi”
Wadaw........banyak banget sih peraturannya!
” gak boleh bandel! Janji?”
” janji!”
” nanti ayah cek ke bibi”
Ancaman ketiga!
Wejangan seperti ini adalah ritual rutin setiap ayah akan pergi. Sampai hafal.....ngelotok....saking seringnya! Kadang-kadang bete juga, tapi setelah dipikir lagi...mungkin itu saking sayangnya ayah padaku. Ehm......GR MODE : ON !
Aduh.............aku sedih.........gimana kalau tiba-tiba aku harus pergi meninggalkannya. Aduh..........dadaku kembali sesak. Kutahan sampai ayah pergi. Setelah tak kudengar dan kulihat lagi.....aku lari masuk kamar. Rumah sepi.......saatnya menumpahkan semua perasaan yg dari tadi kutahan. Air mataku mulai menetes.

Ku ambil hp. Kukirim sebuah sms pada seseorang.
= pagi. Ada dimana? Udh di kantor? Tadi......blablabla....=
= masih di rumah, baru mau mandi...blablabla=
=mandinya buruan. Aku m tlp=
=tlp aja=
Ku pijit key untuk menelepon.
“ assalamualaikum....wr...wb!”
Aku tak bisa berkata apa-apa, hanya terdengar sedu sedanku.
” lah.............napa lagi?”
Aku masih terus menangis.
” cup...cup...cup....udah ah...”
Dan aku masih terus menangis. Kutumpahkan semua yg mengganjal di hati. Secara ....aku menahan tangis dari satu hari sebelumnya. Setelah agak tenang....kuceritakan lagi percakapanku dengan ayah.
”halah......ini nenek-nenek ma kakek-kakek pada ngobrolin apaan sih? Gak penting banget tau! Ngapain ngomongin yang beginian?”
” emang gak boleh?”
” GAK BOLEH!”
” gw kan jaga-jaga siapa tau besok gw pergi!”
” gak penting. Itu omongan gak nyekolah! Udh gw gak mau denger!”
„tapi kan...“
„ enggak...enggak...enggak....!tetep salah! Lagian ngapain pagi-pagi udah nangis“
„ tapi kan gw sedih....gw pengen nangis dari kemaren“
„ gak boleh nangis ......“
Lah.......udah ketularan ayah.
„ udahan dulu. Gw mau mandi“
„ makan yang banyak, minum obat, istirahat“
„ iya. Bibi lagi bikin nasi goreng“
„ jangaaaaaaaaannnnnn.............itu minyak! Gak boleh...gak boleh“
Kuakhiri pembicaraan tanpa mengucapkan salam. Kenapa ya makin banyak orang yang ketularan ayah? Nangis gak boleh.....makan nasi goreng gak boleh....dan sejuta gak boleh lainnya. Ya Allah...........kenapa satpamnya jadi bertambah?
Arrrrrrrrrgggggggghhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

terserah deh, yang penting aku bisa nangis sepuasnya, rasanya agak lega bisa menumpahkan hal yg selama ini tidak bisa sembarangan kulakukan. Lumayan, gak perlu nunggu hari sabtu.....pas acara termehek-mehek.......hehehe!

Sumpah, aku emang pengen nangis!

dipy:


Senin siang, di hari ulang Tahun Rasulullah, di saat aku dibebaskan untuk bercengkerama (halah!) lagi dengan computer….setelah berhari-hari terkapar dan dikurung…..rasanya banyak sekali perasaan yang ingin kutumpahkan. Rasa sakit,rasa takut,rasa kesal,rasa bosan….bercampur jadi satu.
Kuputuskan untuk curhat pada Allah. Tapi aku menulisnya dengan dada sesak menahan tangis. Ketika sedang termenung memandangi tulisan yg baru saja kubuat, seseorang menyapa lewat GT,
” lagi ngapain?”
” lagi ngedit notes!”
” nulis apaan lagi?”
” curhatku sama Allah. Tapi aku pengen nangis nih”
” halah! Kebiasaan! Dasar cengeng!”
” serius, beneran aku mau nangis!”
” ya udah, nangis aja”
” tapi ada ayah!”
” nangis manusiawi kalee!”
” tapi ayah gak suka kalo aku nangis. Buat ayah kalo aku nangis Cuma ada 2 kemungkinan: aku sakit atau dia nyakitin perasaan aku. Asumsi itu bisa bikin dia panik, merasa bersalah n terluka. Aku gak mau ayah terluka”
” ya udah nangisnya pas shalat aja”
” gak bisa juga, pasti akan jadi pertanyaan juga”
” pas tahajud”
” apalagi, mataku pasti bengkak”
” pas shalat dhuha, ayah gak ada kan?”
” anak-anak suka lapor ke ayah”
” halah ”
” aku nangisnya hari sabtu aja ma hari minggu”
” lah?”
” pas acara Idola Cilik n termehek-mehek. Kalo ditanya ayah aku bilang aku terharu liat acara itu. Padahal sekalian nangisnya”
” Allah emang ngasih cewek air mata tau. bentar ya, aku terima telepon dulu”
” iya ”
Percakapan terputus karena aku kembali serius mengurusi notesku. Setelah ku post, ada rasa lega di hati. Tapi begitu membaca komentar-komentar terhadap notes tersebut, dadaku kembali sesak, air mata mulai jatuh tidak tertahankan, tapi tetap kutahan tanpa suara. Kusudahi acaraku dengan komputer, kuambil wudlu dan sholat.
Sore hari, kubuka lagi fb. Hah? Apaan nih? Kubaca tulisan itu.....kembali menyulut emosiku untuk kembali ingin menangis.
Atas seijin pemiliknya, kusalin tulisan itu.


Ibunda, mengapa engkau menangis?

Pada suatu malam seorang anak bermimpi bertemu dengan Allah, dan bertanya",Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Dalam mimpinya, Allah menjawab :

"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, sakit, lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walaupun, tak jarang anak2nya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi2 yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembutnya olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa2 sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan."

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.

############

Ya, Allah....betapa maha baiknya Engkau. Tapi aku gak bisa seenaknya menangis. Ya Allah, tolong peluk aku, aku ingin menangis di haribaan-Mu, agar lega sesakku, agar lepas bebanku, agar sirna sakitku, agar tenang perasaanku. Aku gak mau melukai perasaan ayah dengan menangis didepannya. Tidak akan! Dia sudah terlalu sangat baik menjaga aku, aku gak mau dia sedih.
Sumpah, aku bener-bener pengen nangis!!!
( dan itu baru kesampaian hari selasa pagi, ketika ku telepon seseorang, hanya untuk memperdengarkan tangisku. Kebayang kan betapa bingung n betenya orang tersebut. Sorry ya, bro!)

(To: -
- Allah, aku ingin selalu berada di dekat-Mu!
- Dee, thx atas semua supportmu selama ini!
- Teman-teman semua yg peduli n sayang padaku, terima kasih banyak! )

26 : 80

dipy:


Ya Allah, aku percaya Engkau selalu bersamaku, menemaniku ketika aku sedang merasakan sakit yang teramat sangat
Engkau bersamaku ketika aku ketakutan mendengar suara detak jantungku sendiri, ketika aku harus mengatur nafas dg selang oksigen dihidungku, ketika nadiku harus ditembus ujung jarum infus, ketika kaki tangan dan dadaku harus ditempeli selang-selang entah apa itu namanya……….
Aku berusaha sabar ya, Allah……swear…….tapi ini sakit sekali…..
Aku berusaha menerima ketika rasa itu menyerang dengan teramat keji…..
Allah, aku sudah berusaha menahan sakit itu…..tapi aku gak sanggup….Allah tau kan…tiba-tiba tensiku melonjak drastis…..membuat dokter dan suster-suster di sekelilingku senewen……
Allah tau kan aku bukan orang yang cengeng atau manja? Tapi beneran ya Allah, aku tetap tidak bisa menahan ketika serangan itu datang. Jadi bukan salahku kan kalau tiba-tiba tekanan darah ku naik? Dokter selalu bilang….ayo bertahan….bertahan……aku sudah berusaha bertahan…..aku sudah berusaha tenang…..aku sudah beserah diri pada-Mu…..tapi kenapa ya tetap saja semuanya tidak mau kompak? Lever, jantung , darah, tensi…………..semuanya sok eksis! Bete!
Allah, aku jadi serba salah. Perasaan aku sudah berusaha berdamai dengan hati nurani….untuk ikhlas dan pasrah. Tapi tetap saja ketika serangan itu datang….aku takuuuuuuuuuuutt banget. Aku merasa seperti melayang……..seperti pelaut mabuk (hah?! Mabuk?! Sumpah….aku belum pernah minum minuman keras! Beneran!) yang menaiki kapal oleng ( rusak kali ni kapal…..kudu masuk dok dulu!). Gimana dong, ya Allah? Aku berusaha tegar menghadapi semuanya, tapi………? Allah tau kan aku tidak pernah menangis (kecuali kepepet!....yg pernah denger aku nangis pasti ngakak deh!), aku berusaha tabah dan kuat. Aku berusaha menyembunyikannya dengan selalu bersikap ceria…riang…gembira….cheer
full……sampai-sampai banyak orang ternganga tidak percaya kalau sebenarnya aku penyakitan!
Ya Allah…………….tolong aku! Tolong dong kirim ketebalan nyali untukku….untuk menghadapi semua rasa sakit yang menderaku. Kadang aku ingin menyerah, aku cape, lelah, bosan, bete………….huahuahuahua…….rasanya nangis darah pun tidak bisa menghilangkan rasa sakit ini.
Tapi satu hal yang paliiiiiiiiiiing aku inginkan, ya Allah. Please…..tolong beri ayah ketenangan dan ketabahan ketika menghadapi aku yg kesakitan. Gak lucu banget kan…..semua orang sibuk menenangkan dan meredam kepanikan ayah ketika sebenarnya saat itu aku yang kesakitan. Tolong beri dia kesadaran, ya Allah…..kalau aku ini hanya miliki Engkau. Jadi dia harus siap kapan pun aku harus menghadap-Mu. Satu lagi ya (maaf ya,Allah......mintanya banyak banget), tolong hilangkan kebiasaan konyol dia yg selalu berdoa ingin memindahkan semua rasa sakitku ke dirinya. Ya ampyun……dia flu aja manjanya gak ketulungan…..gimana kalo dia merasakan apa yg kurasakan? Tolong ya Allah, ingatkan ayah ya. Aku cape bilang ke dia, bosen, dia gak ngerti-ngerti juga tuh.
Ya Allah, aku janji…..aku akan lebih sabar, lebih ikhlas menerima semuanya. Aku tau kok kalau Allah sayang aku. Aku tau Engkau tidak akan memberiku sesuatu yang tidak bisa aku pikul. I love you, Allah…….so much!
Allah, ada seseorang yang mengingatkan aku dengan memberiku sesuatu. Aku suka yang ini “ wa idzaa maridhtu fahuwa yasyfiin ------- jika aku sakit, Dia lah yang akan menyembuhkanku”. Itu ayat yang benar-benar…………yang paling aku suka. Allah akan menyembuhkanku………………Allah akan menyembuhkanku……….Allah akan menyembuhkanku…………
Ya Allah……………….pokoknya semuanya aku serahkan pada-Mu……….aku nurut deh………….aku menerima apapun yang Engkau berikan padaku. Aku ikhlas……………..

Sarapan Berjamaah

dipy:

Aku sedang mencetak eh….mem-print soal-soal TO untuk anak-anak SMP dan SMA/SMK…….jam di computer menunjukkan pk.06.25 pagi ketika kudengar teriakan salam dari luar rumah. Ketika kuintip dari tangga…..HAH……jam segini sudah datang? Mereka les pk.07.00 tepat……seharusnya.
Langsung kubuka gembok pintu pagar……telingaku langsung disergap oleh berbagai cerita mereka.
“ Bunda, ada PR…tapi udah dikerjain kok. Tolong periksa ya!”
“ Bunda, ayah mana……?”
“ Bunda tadi malem aku gak bias tidur, sesak nafas. Kata Mama hari ini gak usah sekolah”…….(lho? Ke sekolah dilarang kok kesini boleh?)
“ Kalo sakit gak usah les dong. Istirahat aja dirumah, supaya cepat sembuh, jadi bisa ke sekolah”, kataku.
“ Biarin Bund, di rumah juga gak ada orang. Kalo aku pusing, boleh ikut tiduran ya,bund….”
“ Oke!”
Lima orang anak, 3 perempuan dan 2 laki-laki…….muridku kelas 1 SD. Kutinggalkan mereka di kelas karena aku harus menyiapkan tas ayah. Sambil memasukkan barang yg harus dibawa suamiku, kudengar mereka sedang ngobrol dg suamiku.
“ Yah, ntar ajarin kali-kalian ya….”
“ Nanti sayang, di kelas 2 baru kita belajar perkalian. Sekarang belajar penjumlahan dan pengurangan dulu. Ayo sekarang kita menghitung mundur……”
Kudengar teriakan mereka menghitung mundur.
Setelah suamiku pergi, aku kembali ke kelas. Kulirik salah satu jari tangan muridku……ya ampun…..kapan ya terakhir dia memotong kuku. Aku menggelengkan kepala mengingat mamanya adalah orang yg sangat care pada penampilan. Lha kok anaknya kumuh gini ya? Kuambil gunting kuku dan mulai kupotong kukunya. Seperti biasa……yg lain iri…
“ Bundaaaa, abis Abi, giliran aku ya!”
“ Enggak….aku dulu!”
“Aku dulu!”
“ Bunda gak mau potong kuku kalian kalo berisik!” kataku……dan alhamdulillah manjur, mereka diam dan anteng menunggu giliran.
Duh kasihan sekali anak2 ini………..padahal emak-emak mereka bukan orang bekerja….full ibu rumah tangga. Sibuk apaan ya mereka….motong kuku anak sendiri saja mereka tidak punya waktu.
Jam 7 tepat kami mulai belajar. Setelah menerangkan, kuberi mereka latihan soal. Aku ingat, dari kemarin aku belum makan…..nasi….(maaf ya Deee, maaf ya Dok…..), hanya ngemil sedikit. Karena takut kondisiku drop, kupaksakan untuk makan.
Kebetulan ruang makan dan kelas bersebelahan, jadi dari meja makan aku bisa mengawasi anak-anak.
“ Bunda sambil makan ya….”
“ Iyaaaaaaa Bund!”, jawab mereka kompak.
Aku asyik menikmati makan pagiku, kukunyah pelan-pelan. Kulawan rasa mual yg selalu menderaku. Aku HARUS makan!!!
“ Bund, ….udah!”. Teriak Keshia.
“ Sini!”, kataku…….tanggung kalau aku harus menghampirinya. Keshia menghampiriku sambil menyerahkan bukunya. Kuperiksa hasil pekerjaan Keshia sambil terus berusaha menelan sarapan ku.
” Bund.........aaa!”, kata Keshia.
Aku masih asyik memeriksa buku muridku.
” Bunda.......Keshia mau.....a!”, teriaknya sambil membuka lebar mulutnya.
Aku terkejut........o rupanya anak ini tergiur melihat makanan di piring. Kuambil sendok dan mulai menyuapkan makanan ke mulutnya. Dia melahap makanan sambil memelukku dari belakang.
Melihat Keshia sedang ikutan makan.....yg lain mendekat dan langsung membuka mulutnya......minta bagian. Ya ampyun........rupanya mereka lapar juga. Akhirnya acara sarapan pindah ke kelas, kusuapi mereka sambil belajar.
Senangnya melihat mereka makan dengan lahap. Walaupun baru sekitar 3 sendok yg masuk ke perutku......tapi aku sudah kenyang dan puas melihat mereka makan. Sambil menyuapi mereka,aku berpikir........kok mereka tidak sarapan dulu dirumah? Gak ada uang untuk beli makanan.....gak mungkin! Gak sempet masak........kan bisa beli! Trus ngapain sih ibu-ibu mereka? Aduh....kasihan sekali anak-anak ini!! Apa ibunya tidak mengerti kalau sarapan itu penting untuk anak-anak? Entahlah..........
Fuih......pagi yg menyenangkan.....kami sarapan berjamaah.

Jangan Hanya Percaya Pada Cassing

dipy:

Sabtu pagi, seperti biasa ….saya kena grounded ayah karena badan saya agak hangat. Dan seperti biasa pula saya dikarantina, dikurung, tidak boleh keluar rumah. Sebagai istri yang insya Allah sedang belajar menjadi istri sholehah (ehm).........harus,kudu,w

ajib menuruti peraturan itu. Walaupun kesal, jengkel, marah, bete......tapi harus terima nasib.
Begitu ayah keluar rumah pk.6.30 pagi, saya langsung menyalakan komputer, login ke Fb, ganti status dan say hai pada beberapa teman. Sabtu pagi adalah saat yang paling mencekam (lebay!), karena saya hanya sendirian di rumah. Anak-anak libur, ayah kerja, daku...........ya sendirian lah. Setelah bosan dg Fb, bosan mengganggu orang ( soory ya,De!) saya turun untuk mandi.
Keluar dari kamar mandi, saya dengar ada suara memberi salam di luar. Saya langsung berlari keluar. Sebelum membuka pintu, terlihat sebuah mobil aparat parkir di depan pagar. Seorang pria dg seragam lengkap, terlihat sedang mendorong pagar. Wadaw........pagi-pagi gini ada aparat keamanan datang kerumah......jangan-jangan......
Langsung kubuka pintu.
” Assalamu alaikum!”, sapanya.
” Waalaikum salam.....mari silahkan....”, balas saya sambil membuka pintu lebar-lebar.
” Maaf ada apa ya, pak?”, tanya saya, sambil mempersilahkan bapak tersebut duduk.
” Mamahnya ada?,” tanyanya sambil menyimpan topi di atas meja.
Mamah.........saya mengerutkan kening. Kok ?
” Maaf, pak.....bapak sebenarnya mencari siapa? Bapak dari mana? Kebetulan ibu saya tinggal di Cirebon tuh”
” Begini, saya mau ketemu Ibu Dipy, yang ngajar les”, katanya tenang.
Lho?! Itu kan saya.....
” Saya Dipy,pak...”.
” Lho.....?!?”, dia terbelalak kaget sambil memperhatikan saya dari ujung kepala ke ujung kaki.
Saya jadi ikut terkejut dan ikut-ikutan memperhatikan penampilan saya. Perasaan tidak ada yang salah......t-shirt plus celana overall selutut.....pakaian kebangsaan saya di rumah....memang saya belum sempat menyisir rambut....tapi perasaan masih rapi kok. Apa yang aneh ya?
” Jadi ini bu Dipy yang ngajar les disini?”, tanyanya dengan suara sangsi.
” Betul bapak, dirumah ini hanya saya yang bernama Dipy, dan saya yakin di perumahan ini pun yg namanya Dipy si guru les ya cuma saya. Ada masalah,pak?”
Si bapak tiba-tiba tertawa. Loh........gimana seeehhh.....?
” Maaf. Di otak saya yg namanya ibu Dipy tuh pasti ibu-ibu seperti ibu-ibu yang lainnya....”, dia masih terus tertawa.
Sialan, pikir saya, emangnya saya ibu jadi-jadian....
” Eh ternyata kok ya masih anak-anak gini.....ha..ha..ha...!”
” Aduh bapak, tahun ini saya 42 tahun.......saya juga sudah menikah....jadi saya bukan anak-anak.....saya ibu-ibu!”, kata saya sebal.
” Maaf....maaf......di bayangan saya pasti ibu-ibu dengan kaca mata tebal....rambut disasak....dan tampang sangar.....soalnya saya dengan ibu tegas bila sedang mengajar....ha...ha...ha....maaf ya,bu”
Ya ampun.......kasihan sekali bapak ini.......imej saya tidak sesuai dengan apa yg ada di kepalanya. Kebayang dong tiba-tiba yang muncul perempuan dg t-shirt + celana overall selutut, tanpa bedak dan tanpa menyisir rambut.......aduh bapak.......
Si bapak ternyata hendak memasukkan putrinya, kelas 9 di salah satu SMP Negeri disini. Saya jelaskan bahwa ruang kelas kami di garasi dan duduk lesehan. Saya jelaskan pula bahwa kami tidak mengajar menggunakan alat bantu yg canggih seperti di tempat lain. Dia ganti menjelaskan bahwa dia sudah mendengar dari anak buahnya yg kebetulan putranya belajar di tempat saya (dan kebetulan anak tersebut juara kelas di sekolahnya), bahwa belajar disini membuat anak-anak nyaman. (terima kasih atas promosinya ya, pak........semoga amal bapak mendapat pahala dari-Nya....Amin!”)
Beliau menitipkan putrinya ada dalam bimbingan saya. Saya bilang saya bukan malaikat yang bisa langsung membuat semua anak bisa pintar. Semua kembali lagi pada anaknya, tergantung keinginan dan kekuatan motivasi anak tersebut.
Akhirnya jadilah putri bapak tersebut menjadi ”teman” belajar saya. Ketika beliau sempat menjemput putrinya pulang les, dia pasti berteriak dari mobilnya ,” Daaag Dipy........!”
Peristiwa tersebut membuat saya berfikir.......apakah untuk dipercaya menjadi kelihatan seperti orang yang berkemampuan kita harus menukar kepribadian kita menjadi orang yg berkamuflase lewat dandanan? Tidak selalu kan orang-orang tua itu lebih berkemampuan dari yang muda-muda ( teuteup......ngerasa muda.....)? Tidak bisa saya bayangkan apa tanggapan dan reaksi anak-anak ketika melihat bundanya mengajar dengan baju resmi, rambut disasak dan disanggul serta dandanan lengkap........waduh! Pasti mereka akan mengira saya ketempelan jin centil. Gak mungkin dong si bunda pake rok.......gak mungkin dong si bunda dandan......gak mungkin dong si bunda....anteng n alim.......mimpiii kaleee yeeee!!!
Sebegitu pentingnyakah sebuah penampilan? Anak-anak sudah nyaman dengan bunda yang mengajar memakai jeans,legging or kadang-kadang bercelana pendek. Yang penting kan materi yang disampaikan masuk atau tidak ke anak-anak. Ngapain cassing meyakinkan tapi teuteup anak-anak gak ngerti.......
Tapi jangan salah....bunda yang ini bisa bertanduk kalau anak-anak tidak serius. Anak-anak sudah hafal......kalau suara bunda mulai naik setengah oktaf......berarti warning.....bunda mau ngamuk. Wekwkwkwk......
Pak ”.....”.....maaf ya kalau kesan pertama meragukan.....Tapi tanya aja deh anak anda.....mending diajar ma emak-emak pisan ato sama emak-emak gaul..............? (Punten ah).

Selasa, 09 Juni 2009

Setelah 16 tahun ( 05-06-93 - 05-06-09 )

dipy:

Ya Allah,
Terima kasih
tlah Kau ijinkan kami lalui 16 tahun bersama
tlah Kau bolehkan kami lewati 16 tahun berdua
tlah Kau berkati kami selama 16 tahun ini

Ayah,
terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku
terima kasih telah setia mendampingiku
............dalam sedih dan senang
............dalam suka dan duka
........... dalam sakit dan sehat
........... dalam lapar dan kenyang
........... dalam marah dan kasih
........... dalam cinta......selalu

Terima kasih
telah menjadi penguatku
telah menjadi pendukungku
telah menjadi penyemangatku
telah menjadi sumber cinta dan kasih sayang yg tak pernah habis

Ya Allah
ijinkan kami melewati lebih banyak waktu bersama
bolehkan kami untuk terus berdua......
sampai batas waktu yg Kau ijinkan untuk kami
Amin....


( kado ulang tahun pernikahan ke-16 )

Rasa Sakit Terbesar Dalam Kehidupan

dipy:

Rasa sakit terbesar dalam kehidupan
Bukanlah mati
Tetapi kehilangan
Kehilangan orang yang sangat kita cintai

Rasa sakit terbesar dalam kehidupan
Bukanlah mati
Tetapi dilupakan
Dianggap seperti debu yang sudah tidak dibutuhkan

Hidup penuh penderitaan
Tapi....bisakah itu dirubah?
Akankah orang akan saling perduli......
Saling menjaga........dan saling mengasihi satu sama lain?

Setiap manusia mempunyai tugas yg mulia
Untuk perduli terhadap sesama.....
Untuk menyayangi sesama...............
Untuk mengasihi sesama ........

Jika kita tidak perduli pada orang lain
Tak akan ada yg menghukum kita
Kita hanya akan dilupakan....
Kita hanya akan dihilangkan.....
Seperti yang telah kita lakukan pada yg lain........


( untuk semua teman dan calon teman )