Aku sedang mencetak eh….mem-print soal-soal TO untuk anak-anak SMP dan SMA/SMK…….jam di computer menunjukkan pk.06.25 pagi ketika kudengar teriakan salam dari luar rumah. Ketika kuintip dari tangga…..HAH……jam segini sudah datang? Mereka les pk.07.00 tepat……seharusnya.
Langsung kubuka gembok pintu pagar……telingaku langsung disergap oleh berbagai cerita mereka.
“ Bunda, ada PR…tapi udah dikerjain kok. Tolong periksa ya!”
“ Bunda, ayah mana……?”
“ Bunda tadi malem aku gak bias tidur, sesak nafas. Kata Mama hari ini gak usah sekolah”…….(lho? Ke sekolah dilarang kok kesini boleh?)
“ Kalo sakit gak usah les dong. Istirahat aja dirumah, supaya cepat sembuh, jadi bisa ke sekolah”, kataku.
“ Biarin Bund, di rumah juga gak ada orang. Kalo aku pusing, boleh ikut tiduran ya,bund….”
“ Oke!”
Lima orang anak, 3 perempuan dan 2 laki-laki…….muridku kelas 1 SD. Kutinggalkan mereka di kelas karena aku harus menyiapkan tas ayah. Sambil memasukkan barang yg harus dibawa suamiku, kudengar mereka sedang ngobrol dg suamiku.
“ Yah, ntar ajarin kali-kalian ya….”
“ Nanti sayang, di kelas 2 baru kita belajar perkalian. Sekarang belajar penjumlahan dan pengurangan dulu. Ayo sekarang kita menghitung mundur……”
Kudengar teriakan mereka menghitung mundur.
Setelah suamiku pergi, aku kembali ke kelas. Kulirik salah satu jari tangan muridku……ya ampun…..kapan ya terakhir dia memotong kuku. Aku menggelengkan kepala mengingat mamanya adalah orang yg sangat care pada penampilan. Lha kok anaknya kumuh gini ya? Kuambil gunting kuku dan mulai kupotong kukunya. Seperti biasa……yg lain iri…
“ Bundaaaa, abis Abi, giliran aku ya!”
“ Enggak….aku dulu!”
“Aku dulu!”
“ Bunda gak mau potong kuku kalian kalo berisik!” kataku……dan alhamdulillah manjur, mereka diam dan anteng menunggu giliran.
Duh kasihan sekali anak2 ini………..padahal emak-emak mereka bukan orang bekerja….full ibu rumah tangga. Sibuk apaan ya mereka….motong kuku anak sendiri saja mereka tidak punya waktu.
Jam 7 tepat kami mulai belajar. Setelah menerangkan, kuberi mereka latihan soal. Aku ingat, dari kemarin aku belum makan…..nasi….(maaf ya Deee, maaf ya Dok…..), hanya ngemil sedikit. Karena takut kondisiku drop, kupaksakan untuk makan.
Kebetulan ruang makan dan kelas bersebelahan, jadi dari meja makan aku bisa mengawasi anak-anak.
“ Bunda sambil makan ya….”
“ Iyaaaaaaa Bund!”, jawab mereka kompak.
Aku asyik menikmati makan pagiku, kukunyah pelan-pelan. Kulawan rasa mual yg selalu menderaku. Aku HARUS makan!!!
“ Bund, ….udah!”. Teriak Keshia.
“ Sini!”, kataku…….tanggung kalau aku harus menghampirinya. Keshia menghampiriku sambil menyerahkan bukunya. Kuperiksa hasil pekerjaan Keshia sambil terus berusaha menelan sarapan ku.
” Bund.........aaa!”, kata Keshia.
Aku masih asyik memeriksa buku muridku.
” Bunda.......Keshia mau.....a!”, teriaknya sambil membuka lebar mulutnya.
Aku terkejut........o rupanya anak ini tergiur melihat makanan di piring. Kuambil sendok dan mulai menyuapkan makanan ke mulutnya. Dia melahap makanan sambil memelukku dari belakang.
Melihat Keshia sedang ikutan makan.....yg lain mendekat dan langsung membuka mulutnya......minta bagian. Ya ampyun........rupanya mereka lapar juga. Akhirnya acara sarapan pindah ke kelas, kusuapi mereka sambil belajar.
Senangnya melihat mereka makan dengan lahap. Walaupun baru sekitar 3 sendok yg masuk ke perutku......tapi aku sudah kenyang dan puas melihat mereka makan. Sambil menyuapi mereka,aku berpikir........kok mereka tidak sarapan dulu dirumah? Gak ada uang untuk beli makanan.....gak mungkin! Gak sempet masak........kan bisa beli! Trus ngapain sih ibu-ibu mereka? Aduh....kasihan sekali anak-anak ini!! Apa ibunya tidak mengerti kalau sarapan itu penting untuk anak-anak? Entahlah..........
Fuih......pagi yg menyenangkan.....kami sarapan berjamaah.
Langsung kubuka gembok pintu pagar……telingaku langsung disergap oleh berbagai cerita mereka.
“ Bunda, ada PR…tapi udah dikerjain kok. Tolong periksa ya!”
“ Bunda, ayah mana……?”
“ Bunda tadi malem aku gak bias tidur, sesak nafas. Kata Mama hari ini gak usah sekolah”…….(lho? Ke sekolah dilarang kok kesini boleh?)
“ Kalo sakit gak usah les dong. Istirahat aja dirumah, supaya cepat sembuh, jadi bisa ke sekolah”, kataku.
“ Biarin Bund, di rumah juga gak ada orang. Kalo aku pusing, boleh ikut tiduran ya,bund….”
“ Oke!”
Lima orang anak, 3 perempuan dan 2 laki-laki…….muridku kelas 1 SD. Kutinggalkan mereka di kelas karena aku harus menyiapkan tas ayah. Sambil memasukkan barang yg harus dibawa suamiku, kudengar mereka sedang ngobrol dg suamiku.
“ Yah, ntar ajarin kali-kalian ya….”
“ Nanti sayang, di kelas 2 baru kita belajar perkalian. Sekarang belajar penjumlahan dan pengurangan dulu. Ayo sekarang kita menghitung mundur……”
Kudengar teriakan mereka menghitung mundur.
Setelah suamiku pergi, aku kembali ke kelas. Kulirik salah satu jari tangan muridku……ya ampun…..kapan ya terakhir dia memotong kuku. Aku menggelengkan kepala mengingat mamanya adalah orang yg sangat care pada penampilan. Lha kok anaknya kumuh gini ya? Kuambil gunting kuku dan mulai kupotong kukunya. Seperti biasa……yg lain iri…
“ Bundaaaa, abis Abi, giliran aku ya!”
“ Enggak….aku dulu!”
“Aku dulu!”
“ Bunda gak mau potong kuku kalian kalo berisik!” kataku……dan alhamdulillah manjur, mereka diam dan anteng menunggu giliran.
Duh kasihan sekali anak2 ini………..padahal emak-emak mereka bukan orang bekerja….full ibu rumah tangga. Sibuk apaan ya mereka….motong kuku anak sendiri saja mereka tidak punya waktu.
Jam 7 tepat kami mulai belajar. Setelah menerangkan, kuberi mereka latihan soal. Aku ingat, dari kemarin aku belum makan…..nasi….(maaf ya Deee, maaf ya Dok…..), hanya ngemil sedikit. Karena takut kondisiku drop, kupaksakan untuk makan.
Kebetulan ruang makan dan kelas bersebelahan, jadi dari meja makan aku bisa mengawasi anak-anak.
“ Bunda sambil makan ya….”
“ Iyaaaaaaa Bund!”, jawab mereka kompak.
Aku asyik menikmati makan pagiku, kukunyah pelan-pelan. Kulawan rasa mual yg selalu menderaku. Aku HARUS makan!!!
“ Bund, ….udah!”. Teriak Keshia.
“ Sini!”, kataku…….tanggung kalau aku harus menghampirinya. Keshia menghampiriku sambil menyerahkan bukunya. Kuperiksa hasil pekerjaan Keshia sambil terus berusaha menelan sarapan ku.
” Bund.........aaa!”, kata Keshia.
Aku masih asyik memeriksa buku muridku.
” Bunda.......Keshia mau.....a!”, teriaknya sambil membuka lebar mulutnya.
Aku terkejut........o rupanya anak ini tergiur melihat makanan di piring. Kuambil sendok dan mulai menyuapkan makanan ke mulutnya. Dia melahap makanan sambil memelukku dari belakang.
Melihat Keshia sedang ikutan makan.....yg lain mendekat dan langsung membuka mulutnya......minta bagian. Ya ampyun........rupanya mereka lapar juga. Akhirnya acara sarapan pindah ke kelas, kusuapi mereka sambil belajar.
Senangnya melihat mereka makan dengan lahap. Walaupun baru sekitar 3 sendok yg masuk ke perutku......tapi aku sudah kenyang dan puas melihat mereka makan. Sambil menyuapi mereka,aku berpikir........kok mereka tidak sarapan dulu dirumah? Gak ada uang untuk beli makanan.....gak mungkin! Gak sempet masak........kan bisa beli! Trus ngapain sih ibu-ibu mereka? Aduh....kasihan sekali anak-anak ini!! Apa ibunya tidak mengerti kalau sarapan itu penting untuk anak-anak? Entahlah..........
Fuih......pagi yg menyenangkan.....kami sarapan berjamaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar