Learning Disorder
Dalam masalah problem belajar Learning Disorder, kesulitan membaca (Reading Disorder) menempati 75% populasi baik untuk anak maupun orang dewasa. Reading Disorder didefinisikan sebagai kemampuan membaca dibawah kemampuan anak rata-rata pada umur yang sama dengan IQ dan tingkat pendidikan yang sama, sehingga masalah ini menghambat keberhasilan akademis atau kegiatan keseharian yang melibatkan membaca. Menurut DSM-IV-TR, bila terdapat kondisi neorologi atau gangguan sensory, ketidakmampuan membacanya akan lebih buruk lagi.
Reading Disorder memiliki ciri terganggunya kemampuan mengenal kata-kata, lambat dan membaca secara keliru, serta mengalami hambatan dalam mengerti sesuatu bacaan. Anak yang mengalami gangguan sulit berkonsentrasi (ADD dan/atau ADHD) beresiko mengalami Reading Disorder. Pada tahun 1960, istilah Dyslexia digunakan selama bertahun-tahun untuk menggambarkan gejala kesulitan membaca yang mencakup kesulitan berbicara, berbahasa, dan kerancuan membedakan kiri dan kanan. Reading Disorder sering disertai ketidak mampuan dalam keterampilan akademis lain, dan oleh karenanya istilah Dyslexia telah digantikan dengan istilah Learning Disorder.
Berbagai tingkatan Reading Disorder berdasarkan DSM-IV-TR:
A. Kemampuan membaca jauh di bawah kemampuan usia, kecerdasan IQ, dan tingkat pendidikan rata-rata.
B. Hal tersebut dalam (A) secara signifikan mengganggu prestasi akademis atau kegiatan sehari-hari yang membutuhkan keterampilan membaca.
C. Terdapat kekurangan/defisit kemampuan mengindera (sensory), sehingga kesulitan membaca melampaui kesulitan membaca yang masih bisa mengandalkan sensory. (Code: Axis III).
Treatment.
Strategi penyembuhan yang banyak ditempuh untuk anak-anak dengan Reading Disorder adalah sebagai berikut:
1. Instruksi langsung tentang berbagai komponen membaca yang memfokuskan perhatian anak pada hubungan antara suara bicara dan ejaan.
2. Setelah si anak mampu mengasosiasikan antara huruf-huruf dan suara, treatment dilanjutkan dengan pengenalan suku kata. Sebaiknya hal ini dilakukan dalam kelompok kecil yang terstruktur sesuai tingkat kemampuan para peserta.
3. Hampir selalu, orang tua si anak juga perlu di persiapkan untuk bisa sabar, tekun dan arif dalam menghadapi kondisi anak.
4. Sering diperlukan treatment untuk meningkatkan kemampuan sosial si anak yang sangat mungkin telah tertinggal perkembangannya karena problem yang ia sandang.
NLP dan Hypnotherapy bisa sangat membantu baik si anak, maupun orang tuanya dalam menghadapi berbagai kondisi yang perlu mereka lalui dalam perjuangannya membangun kemampuan membaca dan kemampuan belajar yang telah tertinggal.
George Herman
0811950819
http://mindclinic.co.id/
( disalin dari group: HEAVEN HYPNOTHERAPY INDONESIA )
Dalam masalah problem belajar Learning Disorder, kesulitan membaca (Reading Disorder) menempati 75% populasi baik untuk anak maupun orang dewasa. Reading Disorder didefinisikan sebagai kemampuan membaca dibawah kemampuan anak rata-rata pada umur yang sama dengan IQ dan tingkat pendidikan yang sama, sehingga masalah ini menghambat keberhasilan akademis atau kegiatan keseharian yang melibatkan membaca. Menurut DSM-IV-TR, bila terdapat kondisi neorologi atau gangguan sensory, ketidakmampuan membacanya akan lebih buruk lagi.
Reading Disorder memiliki ciri terganggunya kemampuan mengenal kata-kata, lambat dan membaca secara keliru, serta mengalami hambatan dalam mengerti sesuatu bacaan. Anak yang mengalami gangguan sulit berkonsentrasi (ADD dan/atau ADHD) beresiko mengalami Reading Disorder. Pada tahun 1960, istilah Dyslexia digunakan selama bertahun-tahun untuk menggambarkan gejala kesulitan membaca yang mencakup kesulitan berbicara, berbahasa, dan kerancuan membedakan kiri dan kanan. Reading Disorder sering disertai ketidak mampuan dalam keterampilan akademis lain, dan oleh karenanya istilah Dyslexia telah digantikan dengan istilah Learning Disorder.
Berbagai tingkatan Reading Disorder berdasarkan DSM-IV-TR:
A. Kemampuan membaca jauh di bawah kemampuan usia, kecerdasan IQ, dan tingkat pendidikan rata-rata.
B. Hal tersebut dalam (A) secara signifikan mengganggu prestasi akademis atau kegiatan sehari-hari yang membutuhkan keterampilan membaca.
C. Terdapat kekurangan/defisit kemampuan mengindera (sensory), sehingga kesulitan membaca melampaui kesulitan membaca yang masih bisa mengandalkan sensory. (Code: Axis III).
Treatment.
Strategi penyembuhan yang banyak ditempuh untuk anak-anak dengan Reading Disorder adalah sebagai berikut:
1. Instruksi langsung tentang berbagai komponen membaca yang memfokuskan perhatian anak pada hubungan antara suara bicara dan ejaan.
2. Setelah si anak mampu mengasosiasikan antara huruf-huruf dan suara, treatment dilanjutkan dengan pengenalan suku kata. Sebaiknya hal ini dilakukan dalam kelompok kecil yang terstruktur sesuai tingkat kemampuan para peserta.
3. Hampir selalu, orang tua si anak juga perlu di persiapkan untuk bisa sabar, tekun dan arif dalam menghadapi kondisi anak.
4. Sering diperlukan treatment untuk meningkatkan kemampuan sosial si anak yang sangat mungkin telah tertinggal perkembangannya karena problem yang ia sandang.
NLP dan Hypnotherapy bisa sangat membantu baik si anak, maupun orang tuanya dalam menghadapi berbagai kondisi yang perlu mereka lalui dalam perjuangannya membangun kemampuan membaca dan kemampuan belajar yang telah tertinggal.
George Herman
0811950819
http://mindclinic.co.id/
( disalin dari group: HEAVEN HYPNOTHERAPY INDONESIA )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar